Friday 23 March 2012

Tentang Ibu

Aku teduh dalam pelukmu,
Aku larut dalam belaianmu,
Biarkan aku tetap lelap dalam pangkuanmu,

Tutur katamu yang tak sekedar kata,
Tetapi seperti syair sang pujangga,

Lebih dari sang pendita ratu,
Tetapi seorang ibu,
Penebar kasih abadi dalam diriku,

Tak rapuh dalam waktu,
Tak sirna oleh masa,

Dalam diriku cinta kasihmu tetap bermuara,
Tak mampu aku membendungnya,

Dalam Ketidakpastian

Detik-detik tak berhenti,
Hidup masih takhluk pada mimpi,

Waktu terus berlalu,
Kenyataan dan ketidakpercayaan beradu,

Kenangan tiada tersimpan,
Masa depan tiada kutemukan,

Dalam ketidakpastian
Masihku menyimpan harapan

Dalam ketidakpastian

Sendi kemunafikan berdiri tegak diantara kejujuran,
rindu dan kebencian berperang mencari kejayaan,
Cintapun jadi korban,

Duka tak selamanya,
Tetapi bahagia tak kunjung tiba,

Berharap pada sesuatu yang telah pergi,
Membenci yang telah kembali,

Masihku diperbudak mimpi,
Tetapi mana jalan untuk berlari,
Dimana juga harus berhenti,

Monday 5 March 2012

Hujan Di Ujung Senja

Mendung hanya memeluk sepi,
Karena burung-burung tlah jauh pergi,

Hujan berlinang sendiri dalam kelabu,
Mengalir mencari pengaduan rindu,

Masih dari daun ranting dan mencoba menggenang dalam waktu,

Pelangi tak kunjung tiba,
Karena sang mentari sudah jauh sirna,

Hujan di ujung senja,
Akan mewarnai satu kisah manusia,
Dalam rindu dan cintanya,

Hujan di ujung senja,
Basahi jiwa yang luka,
Meski tak hapuskan rindunya,

Hujan di ujung senja,
Bercengkerama pd malamnya,
Mencoba sampaikan duka,
Atas kerinduan di balik cinta,