Mentari menyingsing di tepian genting tetangga
Menggagalkan impian yang sudah kubawa tidur selama berjam-jam lamanya
Dalam penantian yang sudah memenjarakanku selama berbulan-bulan
Aku masih duduk dengan secangkir harapan
Bersandar kuat pada kemalasan
Hanya beribu debu yang bisa kunikmati
Kutabur dan kuramu dengan resah gelisah
Kutuang dan kusedu dengan sembilu
Kunikmati sendiri di beranda penantianku yang belum pasti
Jika hangat pagi permisi pergi
Dengan siapa lagi harus kunikmati sisa hari ini
Tidak ada lagi kabar darimu di majalah mingguan
Tidak ada lagi gambar wajahmu di halaman depan
Cangkirku terjatuh pecah
Harapan-harapanku tumpah
Impianku musnah
Ruang pagiku mulai mengusirku perlahan
0 komentar:
Post a Comment